![]() |
Gunung Kerinci Erupsi - Kompas |
Gunung Kerinci sendiri dikategorikan sebagai gunung api tipe strato dan berdasarkan catatan...
KS.id – Salah satu gunung yang cukup terkenal dan mempunyai keindahan yang luar biasa di Indonesia adalah Gunung Kerinci. Gunung yang satu ini memiliki puncak yang cukup tinggi sehingga membuat kamu bisa melihat langsung hamparan samudera Hindia dari sana lho! Meskipun jalur pendakiannya cukup sulit untuk ditaklukkan, namun masih banyak pendaki-pendaki berpengalaman maupun yang masih baru menargetkan gunung yang satu ini!
Eits, tapi tunggu dulu, buat kamu yang ingin mendaki gunung ini dalam waktu dekat sebaiknya ditunda dulu ya. Melansir dari tribunjambi, saat ini (21/1/2019), Gunung Kerinci terpantau mengeluarkan asap tebal berwarna kecoklatan. Peristiwa tersebut sontak membuat warga disekitar khawatir tentang kondisi gunung yang satu ini. Sementara itu, belum ada konfirmasi terkait peristiwa tersebut, apakah akan menjadi bencana alam atau tidak.
Oke langsung saja ya... Dalam artikel yang satu ini kami akan membahas mengenai Asal-Usul Gunung Kerinci nih! Kira-kira kamu sudah tau atau belum? Langsung saja simak yang satu ini ya...
LOKASI
Gunung Kerinci terletak di Provinsi Jambi, tepatnya gunung ini termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Kerinci, Jambi. Gunung Kerinci adalah salah satu gunung yang tergabung dalam barisan pegunungan Bukit Barisan. Setidaknya, jika meninjau dari Kota Padang, kamu harus pergi sejauh 13o kilometer (KM) ke arah selatan.
Gunung Kerinci memiliki ketinggian 3.805 Meter Diatas Permukaan Laut (MDPL) atau yang tertinggi di Indonesia jika tidak memasukkan ‘Puncak Jayawijaya’ di Papua, bahkan gunung api tertinggi di Asia Tenggara. Dari puncak yang cukup tinggi tersebut kamu akan disuguhkan pemandangan Kota Jambi, Padang, dan Bengkulu, bahkan Samudera Hindia. Gunung Kerinci sendiri dikategorikan sebagai gunung api tipe strato dan berdasarkan catatan, gunung ini terakhir kali meletus pada tahun 2009.
Untuk mencapai puncak Gunung Kerinci yang memiliki kawah seluas 400 x 120 meter kamu akan mendapati sedikit kesulitan karena harus melewati hutan cagar alam dan perkebunan teh. Setidaknya kamu dapat memanfaatkan dua jalur yaitu: jalur Lubuk Gadang di lembah Liki, dan jalur Kayuaro.
SEJARAH
Gunung Kerinci tercatat meletus pertama kali pada tahun 1838. Letusan tersebut berasal dari kawah pusat Gunung Kerinci. Setidaknya, selama tahun 1800-an atau abad ke 19, gunung ini telah meletus sebanyak lima kali. Selain itu, pada 19 Januari dan 18 Maret 1938, terjadi letusan preatik di kawah pusat yang membentuk kerucut kecil di dasar kawah.
Menurut Adnawidjaja (Kusumadinata, 1979, hal.68) pernah terjadi beberapa letusan seperti yang ada dibawah ini:
1. Januari dan Juni tahun 1952 terjadi letusan abu di kawah pusat
2. Juli tahun 1960 terjadi letusan abu di kawah pusat
3. Juli tahun 1963 terjadi letusan abu di kawah pusat
4. Juli tahun 1964 terjadi letusan abu di kawah pusat
5. Pada tahun 1967 terjadi letusan abu di kawah pusat
Setidaknya, hingga saat ini sering terjadi letusan-letusan abu kecil yang berpusat di kawah utama Gunung Kerinci. Kemudian yang perlu k ita catat adalah pada 14 Oktober 1982 pemerintah Indonesia melalui Surat Pernyataan Menteri Pertanian No. 736/Mentan/x/1982 meresmikan Taman Nasional Kerinci Seblat.
CERITA RAKYAT
Alkisah di kaki Gunung Kerinci, hiduplah dua orang saudara kembar bernama Calupat, dan Calungga. Mereka sudah tidak memiliki ayah dan ibu. Kedua yatim piatu ini hidup dari berburu makanan di hutan dan mengasingkan diri dari masyarakat sekitar. Kedua kakak-beradik kembar ini memiliki pusaka peninggalan orang tuanya berupa buah delima dan batu putih.
Suatu hari, Calungga sang kakak, pergi berburu untuk mencari makanan di hutan. Dalam perburuan itu Calungga menemukan sebutir telur yang teramat besar di dalam hutan. Awalya ia ingin menunjukkan telur besar itu kepada adiknya, Calupat. Namun, dikarenakan rasa lapar yang menyerangnya di perjalanan pulang, akhirnya ia memutuskan untuk memakan sendiri telur besar tersebut.
Setelah selesai memakan telur tersebut, Calungga merasakan kehausan yang teramat sangat. Ia memutuskan untuk mencari air di sungai terdekat yang ada di kaki Gunung Kerinci. Sesampainya disana, hal aneh terjadi, Calungga tidak dapat menghilangkan rasa hausnya meskipun telah meminum air dari sungai. Bahkan, setelah ia meminum seluruh air sungai yang ada di kaki Gunung Kerinci sampai kering, ia tetap tidak dapat menghilangkan rasa hausnya.
Tiba-tiba bentuk tubuh Calungga berubah, secara perlahan tubuhnya mulai memanjang dan ditumbuhi sisik-sisik emas sebesar tampah. Hingga akhirnya, Calungga telah sepenuhnya berubah menjadi seekor naga raksasa. Dengan wujudnya yang baru itu, Calungga memiliki kekuatan yang luar biasa, bahkan dengan sekali putaran tubuhnya, lembah di kaki Gunung Kerinci diubahnya menjadi Danau Bento.
Selain itu, dengan sekali tiupan, Calungga juga mampu menciptakan sungai di kaki Gunung Kerinci. Sungai tersebut adalah Muara Angin atau sungai Batang Merangin. Kemudian sungai tersebut menyusut dan sisanya membentuk Danau Kerinci seperti yang ada sampai saat ini.
Calungga akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah menemui adiknya, Calupat. Sesampainya di rumah, sang adik terkejut melihat perubahan wujud Calungga. Ia merasa bahwa kini tinggal dirinya seorang yang hidup disana. Akhirnya, ia meminta tolong kepada naga Calungga agar mengantarkannya ke Perkampungan di sebelah timur matahari. Ia ingin mengisi sisa hidupnya bersama penduduk disana.
Diantarkanlah Calupat oleh sang naga yang merupakan perwujudan kakak nya tersebut. Sesampainya disana, calupat yang menunggangi naga dengan duduk diatas kepala nya justru dinibatkan sebagai Raja. Ia memiliki gelar Sang Hyang Jaya Naga dan dianggap sakti karena berhasil menaklukkan seekor naga.
Baca Juga : Asal-Usul Gunung Penanggungan
Nah, itulah sedikit informasi mengenai asal-usul Gunung Kerinci serta cerita rakyat yang ada disana. Gimana, apa kamu sudah tahu sebelumnya? Atau baru mengetahui setelah membaca artikel ini? Apapun itu semoga artikel ini bermanfaat sebagai penambah pengetahuanmu yaaa... heheh..
Salam Sejarah!
Share This :
comment 2 Komentar
more_vertMantap.. sip..
27 Februari 2021 pukul 23.45Ildha Elmonda 💜
27 Februari 2021 pukul 23.48